"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan...."

Jumat, 19 Juli 2013

MAUT

Assalaamu'alaikum..

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

BETAPA sering malaikat maut melihat dan menatap wajah seseorang, yaitu dalam waktu 24 jam sebanyak 70 kali

Andainya manusia sadar hakikat tersebut, niscaya dia tidak akan lupa untuk mengingat mati. Tetapi oleh karena malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak melihat kehadirannya, sebab itu manusia tidak menyadari apa yang dilakukan oleh Malaikat Izrail.

Justru itu, tidak heran, jika banyak manusia yang masih mampu bersenang-senang dan bergelak-tawa, seolah-olah dia tidak memiliki masalah yang perlu dipikirkan dan direnungkan dalam hidupnya. Walaupun dia adalah seorang yang miskin amal kebajikan serta tidak memiliki apapun bekal amal untuk akhiratnya, dan sebaliknya banyak pula melakukan dosa.

Sebuah hadis Nabi Salallahu Alaihi Wassalam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas ra, bahwa Rasulullah bersabda yang maksudnya:
“Bahwa malaikat maut memperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Malaikat Izrail datang merenung wajah seseorang, didapati orang itu ada yang bergelak-tawa. Maka berkata Izrail: Alangkah herannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah Ta’ala untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih bersuka ria dan bergelak tawa.”

Manusia tidak akan sadar bahwa dirinya selalu diperhatikan oleh malaikat maut, kecuali orang-orang saleh yang selalu mengingat mati. Golongan ini tidak lalai dan senantiasa sadar terhadap kehadiran malaikat maut, karena mereka selalu meneliti hadis-hadis Nabi saw yang menjelaskan tentang hal-hal gaib, terutama mengenai urusan mati dan hubungannya dengan malaikat maut.

Meski mata manusia hanya mampu melihat benda yang nyata, tidak mungkin dapat melihat kehadiran malaikat maut itu. Namun pandangan mata hati mampu melihat alam ghaib, yaitu memandang dengan keyakinan Iman dan Ilmu.

Sebenarnya manusia itu sadar bahwa setiap makhluk yang hidup pasti akan mati, tetapi manusia menilai kematian dengan berbagai tanggapan. Ada yang menganggap kematian itu adalah suatu hal yang biasa seperti pendapat golongan atheis, dan tidak kurang pula yang mengaitkan kematian itu dengan sebab-sebab yang dzahir saja. Dia mengambil logika, bahwa banyak kematian disebabkan oleh sesuatu tragedi/peristiwa, seperti diakibatkan oleh peperangan, bencana alam seperti banjir, gempa bumi, kebakaran dan juga kecelakaan baik diudara, laut dan daratan termasuk kecelakaan mobil.

Selain itu, mereka juga melihat kematian disebabkan oleh serangan penyakit yang berbahaya seperti kanker, sakit jantung, AIDS, demam malaria dan sebagainya. Karena manusia melihat kematian hanya dari sudut nalar yang lumrah, maka manusia sering mengaitkan kematian itu dengan kejadian-kejadian yang tersebut di atas. Jika terjadi kematian dikalangan mereka, lantas mereka bertanya, sebab apa si fulan itu mati, sakitkah atau kemalangankah? .

Tidak banyak manusia yang mengaitkan kematian itu dengan kehadiran malaikat maut yang datang tepat pada saat ajal seseorang sudah sampai, sedangkan malaikat maut senantiasa beredar di sekeliling manusia.

Sesungguhnya malaikat maut menjalankan perintah Allah SWT dengan tepat dan sempurna, dia tidak diutus hanya untuk mencabut roh orang sakit saja, atau roh orang yang mendapat kecelakaan dan malapetaka. Jika Allah SWT menetapkan kematian seseorang ketika terjadi kecelakaan, atau ketika diserang sakit keras, maka Izrail mencabut roh orang itu ketika kejadian tersebut.

Namun ajal tidak mengenal orang yang sehat, atau orang-orang berkecukupan yang sedang hidup dibuai kesenangan. Malaikat maut datang tepat pada waktunya tanpa mengira orang itu sedang ketawa riang atau mengerang kesakitan. Bila ajal mereka sudah tiba, maka kematiannya tidak akan tertangguh walau sesaat.

Namun, ada saatnya Allah SWT jadikan berbagai sebab untuk satu kematian, yang demikian itu ada hikmah disebaliknya. Misalnya sakit keras yang ditanggung berbulan-bulan oleh seseorang, ia akan menjadi rahmat bagi orang yang beriman dan sabar, karena Allah Taala memberi peluang dan menyadarkan manusia agar dia mengingat mati, untuk itu dia akan menggunakan waktu atau usia yang ada untuk berbuat sesuatu, memperbaiki dan bertobat dari dosa dan kesalahan serta memperbaiki perilaku, serta menambahkan bekal untuk akhirat, jangan sampai menjadi orang merugi di akhirat kelak.

Begitu juga orang yang mati mendadak karena kecelakaan, ia akan menjadi pengajaran dan memberi peringatan kepada orang-orang yang masih hidup supaya mereka waspada dan tidak lalai dari berusaha memperbaiki diri, menambah amal kebajikan dan meninggalkan segala kejahatan. Karena jika ajal datang secara tiba-tiba pasti akan membawa penyesalan yang tidak berguna.

Kalangan orang solihin menganggap bahwa sakit yang ditimpakan kepada dirinya adalah sebagai tanda bahwa Allah SWT masih menyayanginya. Karena betapa malangnya bagi pandangan mereka, jika Allah SWT mengambil roh dengan tiba-tiba, tanpa peringatan terlebih dahulu. Seolah-olah Allah SWT sedang murka terhadap dirinya, sebab itulah Allah SWT tidak memperingatkan terlebih dahulu kepadanya. Keadaan orang itu ibarat orang yang tidak menyadari adanya bahaya di hadapannya, jika ada peringatan terlebih dahulu niscaya dia akan terjerumus ke lembah bahaya itu.

Selain itu, Allah Ta’ala menjadikan sebab-sebab kematian itu untuk memenuhi janji-Nya kepada malaikat maut, sebagaimana diriwayatkan oleh Abbas RA dalam sebuah hadis Nabi yang panjang. Antara lain menjelaskan bahwa Izrail merasakan kesedihan apabila dibebankan dengan tugasnya untuk mencabut roh makhluk bernyawa karena di antara makhluk bernyawa itu termasuk manusia yang terdiri dari kekasih-kekasih Allah SWT yaitu para Rasul, nabi-nabi, wali-wali dan orang-orang soleh.

Selain itu juga, malaikat maut mengadu kepada Allah betapa dirinya tidak disenangi oleh keturunan Adam AS, dia mungkin dicemooh karena dia ditugaskan mencabut roh manusia, yang menyebabkan orang bersedih hati, karena kehilangan sanak-saudara dan orang-orang yang tersayang di kalangan mereka.

Diriwayatkan bahwa Allah SWT berjanji akan menjadikan berbagai sebab ke kematian yang akan dilalui oleh keturunan Adam AS sehingga keturunan Adam itu akan memikirkan dan mengaitkan kematian itu dengan sebab-sebab yang dialami oleh mereka. Bila terjadi kematian, mereka akan berkata bahwa si anu itu mati karena mengidap sakit, atau karena mendapat kecelakaan, mereka akan lupa mengaitkan malaikat maut dengan kematian yang terjadi itu.

Ketika itu, Izrail tidak perlu bersedih karena manusia tidak mengaitkan kematian tersebut dengan kehadiran malaikat maut, yang memang diutus oleh Allah SWT pada saat malapetaka atau sakit keras seseorang itu bertepatan dengan ajal mereka yang sebenarnya telah tiba.

Namun pada hakikatnya bahwa ajal itu adalah ketetapan Allah, yang telah termaktub sejak azali. Semuanya telah nyata di dalam takdir Allah, bahwa kematian pasti tiba pada saat yang ditetapkan. Izrail hanyalah tentara-tentara Allah yang menjalankan tugas seperti yang dipercayakan kepadanya.

Namun adalah menjadi hak Allah Taala untuk menentukan kematian seseorang itu baik tujuan atau tidak, sebagai mana yang dinyatakan pada awal tulisan ini bahwa ada saatnya malaikat maut hendak mencabut roh seseorang, tetapi manusia yang dikunjungi malaikat maut sedang dalam keadaan suka ria, bergelak-tawa, hingga malaikat maut merasa heran terhadap manusia itu. Ini membuktikan bahwa kematian itu tidak pernah mengenal apakah seseorang yang sedang sakit atau pun ketika sehat dan segar-bugar.

Firman Allah Ta’ala yang bermaksud:
Setiap umat memiliki ajal, maka apabila telah datang ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) mempercepatkannya. (Surah Al Araf ayat 34)

Wallahu’alam bishowab….

Teguran untukku, untukmu, dan untuk semua.
Semoga bermanfaat..

Wassalaamu'alaikum...

(Syifa Fuadah, FB bloger)

Tidak ada komentar: