"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan...."

Sabtu, 03 Agustus 2013

Umat Islam sedang mengalami RABUN DEKAT

Setidaknya itulah yang dikatakan Dr.Muhammad Syafii Antonio dalam bukunya “Muhammad-Super Leader-Super Manager-, beliau melihat kenyataan tersebut berdasarkan fakta bahwa umat Islam (khusunya di Indonesia) tidak melihat nabi Muhammad adalah rolmodel dalam menjalani kehidupan sehari hari dibidang politik, militer, edukasi, legal, keluarga, social secara holistic dan dan lengkap, padahal beliau adalah Uswatun Hasanah yaitu teladan terbaik bagi ummatnya.

Dalam cakupan yang lebih luas ummat islam tidak mampu melihat bahwa ajaran islam yang diyakininya adalah petunjuk ilahiyah yang mampu menjawab permasalahan kehidupan, yaitu peradaban, ilmu pengetahuan dan budaya islam secara utuh dan menyeluruh.
Tidak bisa disalahkan juga ummat ini sebab ketidak tahuan mereka didasari oleh kurangnya informasi –yang sengaja- ditutup tutupi oleh musuh musuh islam bahkan oleh umma islam itu sendiri. Bahkan tidak semua ummat islam mengetahui Shirah nabawiah yang merupakan intisari kehidupan Sang Nabi. Bahkan ummat sekarang malu jika mendalami pengetahuan islam dibandingkan jika mereka belajar tentang ilmu ilmu yang ditulis oleh kaum barat.
Sebagai guru tentu saja ini sangat membuat saya gundah, sebab demikianlah yang terjadi di depan mata saya sendiri, kekurang tahuan dan ketiakmauan murid murid saya untuk mendalami ilmu agama membuat mereka minus dalam hal intelektualitas dan lebih parah lagi dalam hal moralitas. Tentu saja generasi genarasi yang konon akan memimpin bangsa ini akan membuat negri ini semakin terpuruk.

Padahal dalam islam tidak ada diversivikasi antara ilmu umum dan ilmu agama, hakikatnya ilmu muaranya adalah Allah itu sendiri karena ilmu itu adalah cahaya Ia ciptakan untuk menerangi kehidupan manusia yang menjalankan amanahnya sebagai khalifah dimuka bumi, keduanya bisa seiring berjalan bergandeng tangan dengan mesra menuju kegemilangan individu maupun ummat islam.
Saya masih ingat ketika duduk dibangku pesantren bahwa tidak ada beda kepentingan antara mempelajari bahasa arab dan bahasa inggris keduanya adalah mahkota bagi setiap santri, begitu juga mempelajari tafsir dan kimia, mempelajari Mawaris dengan tata Negara, mempelajari Fiqh dan ilmu kesehatan dlsb. Smua itu seiring sejalan, dan tak ada santri maupun guru yang merasa rugi untuk mempelajarinya, yang lebih hebat semangat mereka mempelajari semua ilmu itu adalah sebagaimana musafir yang menemukan Oase digurun pasir, gembira dan bersemangat.

Kembali pada topic awal tentang rabun dekat tadi. Seharusnya ummat islam menjadi actor utama dalam kehidupan ini sebab ummat ini telah memiliki modal yang tidak dimiliki ummat lain : janji Allah bahwa ummat islam adalah ummat terbaik yang pernah ada, tauladan dari Sang Nabi, Al Quran dan Sunnah yang menjadi Referensi untuk menjawab tantangan, dan tentu saja keimanan yang sudah terpatri dalam hati yang akan menjaga islam akan selalu ada dimuka bumi.
Maka tak ada jalan lain bagi ummat ini selain kembali pada fitrahnya sebagai muslim sejati dengan meneladani kehidupan Salafiyun yang telah menerangi bumi ini selama berabad abad, mari kita bangkitkan cahaya Allah dalam balutan islam dari diri kita masing-masing kemudian keluarga kita lalu dimplementasikan dalam kkehidupan bermasyarakat. Dengan demikian Ummat ini tidak lagi rabun dekat tapi ummat ini memiliki Visi yang sangat jauh kedepan yaitu Syurga yang telah dijanjikan Allah. Memang tidak mudah untuk mencapainya namun dengan kekuatan niat dan daoa serta ikhtiar yang tak henti henti saya yakin bahwa Ummat islam akan kembali memimpin dunia dalam panggung regional maupun internasional, InsyaAllah..

Ciracas, Jumat, 2 agustus 2013

Tidak ada komentar: